- Diposting oleh : Admin SMKN 3 Surakarta
- pada tanggal : Oktober 25, 2022
Surakarta, (25/10) Siswa dan perwakilan Guru SMK N 3 Surakarta mengikuti kegiatan Webinar Rencana Program Sekolah Damai Provinsi Jawa Tengah secara online di Aula SMK Negeri 3 Surakarta. Peserta ini meliputi Guru PAI, Guru Pendidikan Agama Kristen, Guru Pendidikan Agama Katholik, Guru Pendidikan Agama Buddha, Guru BK dan beberapa siswa perwakilan dari rohis, rokris, dan rokat SMK Negeri 3 Surakarta. Waktu bersamaan secara offline, kegiatan ini menghadirkan Bapak Gubernur Jawa tengah, Direktur Wahid Foundation, Walikota Surakarta, Wakil Duta Besar Australia, Kepala Badan Kesatuan Bangsa & Politik Provinsi Jawa Tengah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, kepala sekolah, guru, dan siswa SMA dan SMK se-Jawa Tengah. Acara tersebut diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan pembacaan doa. Dilanjutkan persembahan Tari Saman yang dibawakan oleh siswi SMA 4 N Surakarta. Kegiatan ini diadakan secara online dan offline. Untuk offline diadakan di halaman SMA Negeri 4 Surakarta.
Selanjutnya pembacaan deklarasi cegah radikalisme dan anti terorisme di sekolah oleh Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah Provinsi Jawa Tengah yang didampingi Kepala Kesatuan Bangsa & Politik dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Wil 7 Surakarta sekaligus penandatanganan papan deklarasi oleh tamu undangan. Perform art Tari Tradisional Sunda Bajidor Kahot dibawakan siswa SMA Negeri 4 Surakarta sebagai pembukaan Rencana Program Sekolah Damai Provinsi Jawa Tengah. Dilanjutkan Direktur Eksekutif Wahid Foundation memaparkan fitur sekolah damai. Sesuai amanat peraturan Presiden No 7 tahun 2021 terkait rencana aksi nasional ekstrimisme, pencegahan ekstrimisme berbasis kekerasan yang mengarah kepada terorisme. Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dimotori oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Wahid Foundation mendorong tahapan implementasi pencegahan ekstrimisme di lingkungan Pendidikan. Sekolah Damai yang dilaksanakan di seluruh Provinsi Jawa Tengah. Hal ini penting dilakukan untuk mengidentifikasi pencegahan sedini mungkin terhadap segala bentuk intoleransi dan kekerasan di lingkungan Pendidikan. Selanjutnya perjanjian kerja sama ini sekaligus menunjuk 70 SMK/SMK perwakilan kabupaten dan kota di Jawa Tengah sebagai prototype. Selain itu, terdapat sekolah dampingan Wahid Foundation yang sudah mendeklarasikan diri sebagai sekolah damai, seperti SMAN 7, SMAN 10, SMAN 11, SMAN 13 Semarang dan SMA 1 Cepiring Kendal serta SMAN 5, SMAN 12 Semarang, dan SMAN 2 Kendal yang masih dalam proses adaptasi program ini.
Tujuan rencana program sekolah damai ini untuk memperkuat sekolah dengan mengembangkan budaya damai melalui kebijakan dan praktik toleransi yang melibatkan warga sekolah secara partisipatif, kolaboratif, dan kreatif. Kegiatan ini sudah berjalan atas dukungan dari Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia dan Pokja Damai Kelompok kerja Sekolah damai, Kepala Sekolah dan guru secara aktif mendampingi sekolah damai yang akan menjadi pelopor pengembangan sekolah damai. Dijelaskan pula tiga pilar utama sekolah damai, pilar kebijakan, pilar toleransi & perdamaian, dan pilar pengelolaan organisasi siswa dapat mengimplementasikan di sekolah dengan kebijakan kongkrit untuk mengembangkan praktik protoleransi dan praktik damai antikekerasan di tingkat sekolah. Kegiatan ini upaya mewujudkannya bentuk interaksi damai antar siswa dan warga sekolah. Selain itu, diwujudkannya ruang publik inklusif yang menghargai perbedaan dan mengembangkan praktik toleransi proaktif tidak hanya mengakui adanya perbedaan agama atau etnis lain, tetapi juga proaktif membuat perbedaan itu menjadi sumber daya dan kekuatan berkolaborasi. Siswa juga diperkuat pola kepimpinan sejak di sekolah menengah dan ditanamkan nilai inklusif dan damai sehingga saat mereka menyelesaikan sekolah dapat menanamakan nilai damai menjadi pemimpin yang dapat menjalankan nilai-nilai toleransi dan inklusif. Harapannya sekolah damai ini menjadi wadah menjadi pelopor sekolah damai yang menularkan ke sekolah sekitarnya sehingga terwujud dan terciptanya sekolah damai yang inklusif dan toleransi.
Penulis : Rianti (KIR)
Dokumentasi : Arnubu& *Cindy (KIR)