- Diposting oleh : Admin SMKN 3 Surakarta
- pada tanggal : Oktober 04, 2022
(Surakarta, 3/10) SMK Negeri 3 Surakarta merupakan Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan (SMKN PK). Salah satu program Sekolah Pusat Keunggulan adalah melakukan kegiatan untuk meningkatkan kompetensi keahlian untuk mendapatkan kualitas dan kinerja guru SMK Negeri 3 Surakarta. Sehingga guru SMKN 3 Surakarta siap mengimplementasikan kurikulum merdeka.
Workshop Penguatan Karakter dan Kesiapan Memasuki Dunia Kerja berbasis Growth Mindset diadakan di Aula SMK Negeri 3 Surakarta dengan pemateri Bapak Wikan Sakarinto, S.T., M.Sc., Ph.D mantan Direktur Jenderal (Dirjen Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek) tahun 2020 s.d. 2022. Saat ini beliau aktif sebagai Honarary Advisor di LX International/LG International. Profesi yang mencetak jutaan talenta digital Indonesia Perguruan Tinggi, SMA /SMK , dan SMP. Beliau sangat menginspirasi karena menyampaikan materi dengan menarik dan motivasi berupa inovasi serta terobosan Tefa dan PBL 8+i Link & Match untuk menguatkan implementasi kurikulum merdeka. Beliau menambahkan lulusan SMK akan mendapatkan BMW. Bekerja, Melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi, dan Wirausaha yang tangguh dan sukses. Tak hanya itu, beliau juga mendeskripsikan empat keluhan pengguna tenaga kerja adalah softskill, seperti kurang tahan menghadapi tekanan dalam dunia kerja, kurang dapat berkomunikasi lisan dan tulis dengan baik, kurang dapat bekerjasama dengan tim, dan kurang inisiatif atau mudah bosan. Sementara hardskill tidak ada komplain dari pengguna tenaga kerja. Dengan demikian, pentingnya karakter budaya kerja dimiliki siswa lulusan SMK agar siap memasuki dunia kerja.
Dalam salindia beliau mencatat Pendidikan Indonesia, seperti skor PISA, Human Development Index, Human Capital Index, dan Index Produktivitas SDM Indonesia memiliki skor menurun. Menjawab permasalah tersebut perlu menciptakan sofskills, karakter, & Hardskills dengan inovasi dan terobosan MBKM, Link & Match 8+i melibatkan PBL dan TEFA, SMK PK Kurikulum Merderka, (perojek riil dari konsumen/ stakeholder). Tidak hanya itu, dengan mengimplementasikan profil pelajar pancasila dalam kurikulum merdeka maka akan terbentuk karakter siswa yang mandiri, bernalar kriris, beriman dan bertaqwa, kebhinekaan global, bergotong royong, dan kreatif.
Bapak Wikan menegaskan era baru industrilisasi digital akan menjadi peluang sekaligus ancaman dan tantangan. Dalam penjelasanyya di salindia persentasi beliau mengatakan tahun 2030 diprediksi Indonesia membutuhkan 17 juta tenaga di sektor digital. Sejalan dengan target berikutnya perlu adanya penyelarasan kurikulum merdeka yang didapatkan pada mapel informatika. Beliau pun menambahkan pasar kerja terjadi perubahan skill akibat digitalisasi. Sehingga perlu pemikiran inovatif dan perubahan mindset untuk mengambil peluang tersebut. Sekolah diharapkan mampu menuntun siswa dalam menciptakan SDM untuk mencapai target dalam transformasi ekonomi menuju Indonesia maju.
Bapak Sulistyo Budi Wahyono, M.Pd. selaku Pengawas SMK Negeri 3 Surakarta berharap workshop ini dapat memotivasi, mengevaluasi, mengembangkan potensi diri, mengembangkan, mengimplementasikan pembelajaran TEFA guna meningkatkan Skill siswa dan menguatkan karakter berbudaya kerja industri berrwirausaha sehhingga dapat menyiapkan peserta didik siap memasuki dunia kerja dan bersaing go internasional. *Rnt*